Berbakti kepada orang tua tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.
Hal yang harus direnungkan :
Yang bisa menembus ruang dan waktu adalah pikiran dan jiwa manusia.
Para ahli filsafat (filsuf) mengatakan bahwa anda bisa memanjarakan saya, tapi anda tidak bisa memenjarakan pikiran saya...
Hal ini dibuktikan oleh beberapa ulama besar, seperti :
Buya Hamka, ketika dipenjara hanya fisiknya yang dipenjara, tapi pikirannya luar biasa, sehingga beliau bisa membuat sebuah karya yaitu Tafsir Al-Azhar berjumlah 30 jilid.
Hal tersebut menggambarkan bahwa jasad bisa dipenjara, tapi pikiran dan roh tidak bisa dipenjara.
Contoh : Ayah saya sudah meninggal beberapa tahun kebelakang, tapi saya masih mendokan ayah saya, karena kita percaya bahwa roh ayah saya masih ada.
Artinya bahwa jasad itu terikat oleh ruang dan waktu, sedangkan roh tidak terikat oleh ruang dan waktu.
Berbakti kepada kedua orang tua sebenarnya tidak terikat oleh dimensi ruang dan waktu. Akan tetapi ketika orang tua kita masih ada, berarti dimensi ruangnya bisa kita lakukan. Ketika orang tua sudah tidak ada, bukan berarti berhenti berbakti, tetapi kita masih bisa melakukannya yaitu dengan cara mendoakannya.
Bakti kepada orang tua merupakan pesan universal semua agama. Berbakti kepada orang tua adalah ibadah terpenting setelah beribadah kepada Allah. Ibadah kepada Allah bisa ditangguhkan ketika harus berbakti kepada orang tua.
Contoh : Ketika kita sedang shalat, maka shalatnya bisa dibatalkan ketika orang tua memanggil dan perlu sama kita. Atau keraskan suaranya ketika dipanggil orang tua.
Artinya tolong muliakan/perhatikan orang tua, jangan sampai ibadah kepada Allah sangat bagus tidak diragukan lagi, tapi sikap kepada orang tua jelek, hal ini akan menyebabkan seseorang sulit masuk syurga....
Pernah ada cerita anak yang rajin beribadah kepada Allah, ketika mau meninggal dia susah, dan ternyata dia pernah melakukan kesalahan kepada ibunya, ketika ibunya sudah memaafkan baru bisa meninggal. Jadi kita harus setiap saat minta maaf kepada orang tua jangan menunggu Hari Lebaran saja.
Baca :
QS. Luqman : 14 (QS 31:14)
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan yang sangat lemah dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu."
Ternyata posisi perhormatan kepada ibu harus 3x lipat dibandingkan terhadap ayah (tersebut dalam Hadist)
Dan dalam Al-Quran kedudukan ibu itu lebih tinggi dibandingkan dengan ayah, karena penderitaan ibu disebutkan dalam Al-Quran.
Sebagai anak kita wajib menjaga lisan dan perbuatan kita agar tidak melukai orang tua, baca :
QS. Al-Isra:23 (QS. 17:23)
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang diantaran keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya , dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik."
QS. Al-Isra:24 (QS. 17:24)
"Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, 'Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah nendidik aku pada waktu kecil'."
Orang itu semakin berumur perasaannya makin sensitif dan kecerdasannya mengalami masalah, sehingga kadang dalam berbicara selalu diulang-ulang, jadi ketika kita bicara dengan orang tua harus baik dan lemah lembut serta harus santun.
Sumber tulisan:
Percikan Iman Ustad Aam Amirudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar